BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 21 Oktober 2010

Ulasan Mengenai Contoh Konflik


Berhubung ini adalah tugas dari mata kuliah Softskill, semua yang saya tulis ini berdasarkan pemikiran saya semata, namun kali ini saya akan coba membahas mengenai konflik.

Seperti yang sudah anda ketahui konflik ini dapat dikategorikan dalam beberapa jenis, yaitu :

- Konflik individu dengan dirinya sendiri
- Konflik individu dengan individu
- Konflik individu dengan kelompok
- Konflik kelompok dengan kelompok
- Konflik kelompok dengan organisasi
- Konflik organisasi dengan organisasi

Kehidupan kita ini tentunya tidak terlepas dari masalah-masalah, setiap orang tentu pernah mengalami yang disebut dengan konflik. Ibarat hidup kita akan terasa biasa-biasa saja jika kita tidak pernah mengalami masalah dalam hidup, kita pun tidak akan pernah berkembang jika kita tidak pernah berusaha menyelesaikan masalah-masalah baru.
Oke, seperti yang sudah saya bilang sebelumnya. Setiap orang tentu pernah mengalami yang disebut dengan konflik. Pada kesempatan ini saya akan coba bercerita mengenai konflik yang biasanya sering terjadi, yaitu konflik individu dengan dirinya sendiri.

Seperti apa sih konflik individu dengan dirinya sendiri ? Kalau menurut saya pribadi, konflik ini sering terjadi dalam kehidupan kita masing-masing. Sebagai contoh yang mudah, suatu ketika kita memiliki uang dan kita sedang jalan-jalan ke suatu Mall, ternyata di sana kita menemukan suatu barang yang menarik dan ingin memilikinya, tentunya kita ingin membeli barang tersebut kan ? Nah, pada saat yang sama diri anda mengatakan, lebih baik uangnya disimpan saja untuk keperluan lainnya daripada membeli barang itu. Tentu kita akan bimbang jika harus memilih, di satu sisi kita menginginkan barang itu, di sisi lain kita ingin agar uang kita tidak habis digunakan untuk membeli barang itu.

Haha, pilihan yang sulit ya ? Saya sering menglami hal ini, saya cenderung lebih sering mengalami konflik individu dengan dirinya sendiri.

Dari contoh di atas, biasanya saya cenderung memilih opsi yang kedua. Karena jika kita tetap memaksakan diri untuk membelinya di saat uang kita kritis, maka kita tidak akan punya simpanan untuk keperluan yang nantinya akan datang tanpa kita ketahui.

Andai pun memilih opsi yang pertama itu tidak masalah, jika memang kita memiliki uang yang menurut kita lebih, tidak ada salahnya kita membeli barang yang kita sukai.
Contoh lain dari konflik individu dengan dirinya sendiri yang sering terjadi yaitu menghadapi rasa malas, saya yakin setiap orang pasti pernah mengalaminya. Bahkan mungkin dalam frekunsi yang tinggi atau sering terjadi, karena bisa dibilang menghadapi rasa malas dalam diri sendiri itu cukup berat.

Sebagai contoh yang sering saya lihat dalam lingkup anak sekolah dan kuliah, kasus ini sering sekali terjadi. Pada suatu ketika anda mendapatkan tugas dari guru atau dosen dengan batas waktu atau deadline yang lama. Begitu anda pulang, anda menyadari bahwa anda hanya memiliki satu tugas saja untuk minggu ini dan tugas itu pun harus dikumpulkan dua minggu kemudian. Lalu, manakah yang sering terjadi ?

1. Anda akan langsung mencoba untuk mengerjakan dan membuat rencana agar tugas itu dapat diselesaikan secepat mungkin, sehingga akan selesai jauh sebelum batas waktu.

2. Anda hanya akan menunda tugas itu dan membuat rencana kira-kira kapan tugas itu akan anda coba kerjakan, sehingga anda dapat mengerjakannya mendekati akhir batas waktu mengumpulkan dan mengumpulkannya tepat waktu.

Hmm.. Memang pilihan yang agak sulit, godaan untuk menunda waktu mengerjakan memang sangat menggiurkan. (Pengalaman Pribadi)

Dalam kasus ini konflik yang terjadi biasanya adalah di satu sisi anda ingin segera menyelasaikan tugas yang diberikan tadi, walau memiliki batas waktu yang lama. Di sisi lain anda akan didorong rasa malas anda yang berusaha untuk menunda tugas itu dan melakukan hal menyenangkan lainnya saja, daripada harus mengerjakan tugas.

Ya, memang itu merupakan pilihan yang cukup sulit. Namun itu tergantung tipe kepribadian kita masing-masing, terlebih lagi faktor suka atau tidaknya kita akan tugas itu.

Untuk saya sendiri, saya cenderung melakukan tugas itu berdasarkan suka atau tidaknya saya terhadap pelajarannya. Kalau saya suka pelajaran dan dosennya, maka saya dengan segera akan coba mengerjakan tugas yang diberikan. Saya rasa hal ini berlaku bagi anda sekalian, karena anda pun pernah mengalaminya.

Oke deh, saya akan coba memberikan beberapa masukkan untuk menghadapi kasus konflik individu dengan dirinya sendiri. (Bijak Mode : ON)

1. Ketika kita menghadapi suatu pilihan yang tergolong mudah, maka pilihlah berdasarkan penting atau tidaknya antara 1 pilihan dengan pilihan lainnya. Jika menghadapi suatu pilihan yang sulit, maka biarlah hati nurani anda yang bekerja dan ikuti kata hati nurani anda. Baik itu pilihan yang mudah atau sulit, anda harus tetap berpikir jauh kedepan dengan asumsi apakah hasil dari tindakkan yang anda pilih. Sehingga tidak ada penyesalan nantinya, karena hasil dari pilihan anda tadi.

2. Belajarlah dari pengalaman yang andai miliki, sehingga jika suatu saat anda
menghadapi masalah yang sama maka anda akan mudah untuk menyelesaikannya.

3. Beradaptasilah dengan kehidupan anda, janganlah berlebihan dalam menanggapi masalah. Saya menyadari ternyata berlebihan dalam menanggapi masalah pribadi itu tidak akan pernah memberikan hasil apa-apa, kita hanya bisa mengeluh kenapa begini, kenapa begitu, tanpa ada jawaban yang jelas. Jadi beradaptasilah dan berusaha menyelesaikan tanpa banyak mengeluh, ingat masalah anda tidak ada apa-apanya dibandingkan masalah orang lain yang jauh lebih buruk.

4. Prioritaskan urusan yang menjamin kedepan lebih baik, ingat penyesalan datangnya itu di akhir bukan di awal.

5. Sayangilah orang tua anda, terutama yang memiliki orang tua yang amat sayang terhadap anda. Kasihankan, orang tua yang sudah capek bekerja untuk menyekolahkan atau menguliahkan anda namun anda malas-malasan kerjaannya dan menghambur-hamburkan uang.

6. Kejarlah cita-cita anda, yakinlah dan tetap berusaha untuk dapat meraihnya. Tekat tersebut akan membuat anda dapat selalu berpikir optimis, sehingga tidak ada keraguan yang menimbulkan konflik dalam diri anda.

Nah, kira-kira hanya itu yang dapat saya berikan sebagai masukkan bagi anda. Namun itu pun menurut saya saja, jadi jika ada kesalahan maka mohon dimaafkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar